*Jakarta* , Kalau ndonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Pencari Gabungan Pencari Fakta atas tewasnya Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat, ajudan Kadiv Propam Irjen
Ferdy Sambo dirumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Agar Kadiv Propam Di Copot.
Lainnya Fast Respon (FRN) yang dinahkodai Agus Flores Pentolan FKPPI dan Juga Pengacara Hercules ini, Dia Mengatakan Kematian Ajudan Kadiv Propam Jangan Dikaitkan Dengan Irjen Pol Ferdy Sambo.
Dimana Persoalan Penembakan menunggu hasil Investigasi dari Internal Polri, terlalu vulgar dan tidak berdasar jika IPW mengatakan harus di Copot Kadiv Propam.
” Kan masih Di Investigasi soal meninggalnya korban penembakan apakah adanya ancaman bahaya terhadap Kadivpropam Irjen Ferdy Sambo atau adanya motif lain urusan pribadi Ajudan tersebut,” ujar Agus Flores Ketum FRN.
Seperti Penyampaian Sugeng Teguh Santoso
Ketua Indonesia Police Watch bahwa pimpinan tertinggi Polri harus menon-aktifkan terlebih dahulu Irjen Ferdy Sambo dari jabatan selaku Kadiv Propam. Alasannya, pertama, Irjen Ferdy Sambo adalah saksi kunci peristiwa yang menewaskan ajudannya tersebut. Hal tersebut, agar diperoleh kejelasan motif dari pelaku membunuh sesama anggota Polri.
Alasan kedua, Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat statusnya belum jelas apakah korban atau pihak yang menimbulkan bahaya sehingga harus ditembak.
Alasan ketiga, locus delicti terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Karena itu agar tidak terjadi distorsi penyelidikan maka harus dilakukan oleh Tim Pencari Fakta yang dibentuk atas perintah Kapolri bukan oleh Propam.
Dengan begitu, pengungkapan kasus penembakan dengan korban anggota Polri yang dilakukan rekannya sesama anggota dan terjadi di rumah petinggi Polri menjadi terang benderang. Sehingga masyarakat tidak menebak-nebak lagi apa yang terjadi dalam kasus tersebut.
Pasalnya, peristiwa ini sangat langka karena terjadi disekitar Perwira Tinggi dan terkait dengan Pejabat Utama Polri. Anehnya, Brigpol Nopryansah merupakan anggota Polri pada satuan kerja Brimob itu, selain terkena tembakan juga ada luka sayatan di badannya.
Peristiwa tragis tewasnya Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat dikabarkan terjadi pada Jumat, (8 Juli 2022) sekitar 17.00 WIB. Selama tiga hari, kasus itu masih ditutup rapat oleh Polri yang memiliki slogan Presisi.
****